Halloo April, bulan yang begitu indah dirasa dalam kehidupan baruku. Bulan yang udah agak selo, ga semrawut dipenuhi dengan segala kegiatan yang menyita waktu, syukur masih bisa menikmati waktu-waktu sibuk di hidupku..
Entah kenapa
sekarang aku lebih suka dan dekat dengan kata syukur. Syukur dalam keadaan
apapun, mungkin aku sudah lebih belajar dari banyak pengalaman masa lalu yang
menguatkanku. Apapun itu, di saat sedang murung, sedih, atau sendiri terlebih
merasa senang, syukur selalu dekat denganku, semoga selamanya bisa seperti ini.
Dengan syukur kita bisa lebih bahagia, dan menurutku syukur adalah kunci dari
segala-galanya. Obat dari segala kekecewaan sesaat kita, karna mungkin saat ini
kita belum menyadari kalau hal yang sudah terjadi itu adalah yang terbaik untuk
kita, untuk suatu hari nanti. Syukur masih bisa diberi waktu untuk belajar
walaupun ngantuk-ngantuk, hehe, seperti yang sedang aku alami di diklatku kali
ini. Percaya deh, tidak ada satupun kejadian yang tidak ada positifnya untuk
diri kita, dan pastinya itu adalah yang terbaik, so kenapa sih ga milih untuk
lebih memandang segalanya dari sisi positif dan lebih banyak bersyukur dari
mengeluh? Ada yang berpendapat, kalau kita membiasakan berpositive thingking, otak akan menangkap kejadian-kejadian yang positif terus, dan mengakibatkan kerja otak yang membaik dan hanya pikiran-pikiran ceria dan bahagia yang ada, kata pendapat siapa sih itu, ya cuma aku, hehe. Dalam artian kalo kita santai dan ga sering ngeluh, otak akan awet muda, seperti orangnya tentunya. Life is so simple, ga perlu memaksakan terhadap suatu hal, apalagi sampai gontok-gontokkan untuk suatu masalah yang dalam beberapa detik kemudian akan berlalu, buang-buang pikiran, energi, dan yang ada hanya dapat malu. So, cukup jalani apa yang ada, dan
tidak usah mengada-ngada. Dan taukah, percaya ga percaya ni, jika kita
terus bersyukur, nikmat dan karunia-Nya akan terus bertambah, aamiinnn.
Sebaliknya,
mengeluh adalah hal yang akan mendekatkan kita pada jurang keterpurukan.
Kenapa? Setiap kita mengeluh, setiap itu juga hati kita menjadi kotor dan
selalu berburuk sangka dengan Sang Pencipta. Padahal, apa sih yang tidak Tuhan
beri jika kita sungguh-sungguh meminta dengan rendah hati dan berusaha
maksimal? Malah kesianlah sama orang yang sering ngeluh. Ingatlah apa
yang kamu rasakan saat ini mungkin belum ada apa-apanya untuk orang lain
yang masih di bawah kamu, jangan ngeliat ke atas terus, kayak pepatah rumput
tetangga emang lebih hijau, tapi apa pernah tau kalau di dalemnya banyak ulat? Nah!
Dan lagi, orang lain yang kita lihat lebih bahagia dari kita, belum tentu dia
sebahagia keliatannya, mungkin karna dia emang ga pernah mengeluhkan hidupnya
dan pandai menyembunyikan kesedihannya. Masih sering mengeluhkah kamu?
Dan lalu
rindu..
Seperti saat
ini, aku sedang merasakan kerinduan yang teramat sangat. Padahal, tidak jelas
aku sedang rindu pada apa, atau siapa. Di kelas matrikulasi, ngantuk melanda,
tapi aku masih bisa senyum-senyum sendiri, untung widyaiswaranya ga tau, kalo
sampai tau bisa dibully lagi sama seiisi kelas.
Aku teringat
dengan banyak hal di masa lalu. Oh jadi aku sedang rindu dengan masa lalu ya? Wajarlah.
Waktu berjalan cepet banget ya, banyak kejadian yang aku lalui di masa lalu. Teman-teman,
keluarga, mantan pacar *eh* yang pasti semua itu adalah orang-orang penting
dalam perjalanan hidupku. Kenangan manis yang takkan pernah terlupa, kenangan
buruk yang membuatku kini menjadi lebih baik, segalanya you know i’m missing
them so much, really i have to realize it. Aku rindu!
Masa lalu
yang hanya tinggal masa lalu. Yang dulu masih belum aku syukuri keberadaannya,
yang mungkin masih aku sia-siakan, terlalu sibuk dengan hal lain yang kurang
penting, dan sekarang aku merindukan masa-masa itu. Sedih, itulah gambaran
ketika aku tersadar. Banyak kisah dan kesalahan yang telah aku perbuat di masa
lalu, banyak hal yang telah aku sia-siakan, kasih sayang banyak orang, yang
dulu aku terlalu angkuh dan egois untuk membalasnya dengan kasih sayang yang
baik pula, dan setelah semuanya berlalu, aku merindunya.
Taukah aku
begitu merindumu?
Kasih sayang
orang baru belum begitu mengganti, dan lagi-lagi aku merasa sedih. Apakah
hal yang sama harus terulang? Aku juga takut. Tidak menghargai kasih sayang
yang ada, apalagi membalasnya, dan ketika tersadar semua itu sudah tiada.
Sekian sedikit celoteh dari saya, yang mungkin dirasa ga penting untuk diri anda, tapi penting untuk diri saya pribadi, dan suka-suka sayalah mau nulis apa aja :p hehehe masih selalu belajar untuk lebih bersyukur, ingatkanku kalau lagi lalai dan masih mengeluh. Keep smile :)
Sekian sedikit celoteh dari saya, yang mungkin dirasa ga penting untuk diri anda, tapi penting untuk diri saya pribadi, dan suka-suka sayalah mau nulis apa aja :p hehehe masih selalu belajar untuk lebih bersyukur, ingatkanku kalau lagi lalai dan masih mengeluh. Keep smile :)
0 comments:
Post a Comment