Tuesday, April 8, 2014

Syukur dan Rindu

BY retnobanarti.blogspot.com No comments





















Halloo April, bulan yang begitu indah dirasa dalam kehidupan baruku. Bulan yang udah agak selo, ga semrawut dipenuhi dengan segala kegiatan yang menyita waktu, syukur masih bisa menikmati waktu-waktu sibuk di hidupku..

Entah kenapa sekarang aku lebih suka dan dekat dengan kata syukur. Syukur dalam keadaan apapun, mungkin aku sudah lebih belajar dari banyak pengalaman masa lalu yang menguatkanku. Apapun itu, di saat sedang murung, sedih, atau sendiri terlebih merasa senang, syukur selalu dekat denganku, semoga selamanya bisa seperti ini. Dengan syukur kita bisa lebih bahagia, dan menurutku syukur adalah kunci dari segala-galanya. Obat dari segala kekecewaan sesaat kita, karna mungkin saat ini kita belum menyadari kalau hal yang sudah terjadi itu adalah yang terbaik untuk kita, untuk suatu hari nanti. Syukur masih bisa diberi waktu untuk belajar walaupun ngantuk-ngantuk, hehe, seperti yang sedang aku alami di diklatku kali ini. Percaya deh, tidak ada satupun kejadian yang tidak ada positifnya untuk diri kita, dan pastinya itu adalah yang terbaik, so kenapa sih ga milih untuk lebih memandang segalanya dari sisi positif dan lebih banyak bersyukur dari mengeluh? Ada yang berpendapat, kalau kita membiasakan berpositive thingking, otak akan menangkap kejadian-kejadian yang positif terus, dan mengakibatkan kerja otak yang membaik dan hanya pikiran-pikiran ceria dan bahagia yang ada, kata pendapat siapa sih itu, ya cuma aku, hehe. Dalam artian kalo kita santai dan ga sering ngeluh, otak akan awet muda, seperti orangnya tentunya. Life is so simple, ga perlu memaksakan terhadap suatu hal, apalagi sampai gontok-gontokkan untuk suatu masalah yang dalam beberapa detik kemudian akan berlalu, buang-buang pikiran, energi, dan yang ada hanya dapat malu. So, cukup jalani apa yang ada, dan tidak usah mengada-ngada. Dan taukah, percaya ga percaya ni, jika kita terus bersyukur, nikmat dan karunia-Nya akan terus bertambah, aamiinnn.

Sebaliknya, mengeluh adalah hal yang akan mendekatkan kita pada jurang keterpurukan. Kenapa? Setiap kita mengeluh, setiap itu juga hati kita menjadi kotor dan selalu berburuk sangka dengan Sang Pencipta. Padahal, apa sih yang tidak Tuhan beri jika kita sungguh-sungguh meminta dengan rendah hati dan berusaha maksimal? Malah kesianlah sama orang yang sering ngeluh. Ingatlah apa yang kamu rasakan saat ini mungkin belum ada apa-apanya untuk orang lain yang masih di bawah kamu, jangan ngeliat ke atas terus, kayak pepatah rumput tetangga emang lebih hijau, tapi apa pernah tau kalau di dalemnya banyak ulat? Nah! Dan lagi, orang lain yang kita lihat lebih bahagia dari kita, belum tentu dia sebahagia keliatannya, mungkin karna dia emang ga pernah mengeluhkan hidupnya dan pandai menyembunyikan kesedihannya. Masih sering mengeluhkah kamu?

Dan lalu rindu..

Seperti saat ini, aku sedang merasakan kerinduan yang teramat sangat. Padahal, tidak jelas aku sedang rindu pada apa, atau siapa. Di kelas matrikulasi, ngantuk melanda, tapi aku masih bisa senyum-senyum sendiri, untung widyaiswaranya ga tau, kalo sampai tau bisa dibully lagi sama seiisi kelas.

Aku teringat dengan banyak hal di masa lalu. Oh jadi aku sedang rindu dengan masa lalu ya? Wajarlah. Waktu berjalan cepet banget ya, banyak kejadian yang aku lalui di masa lalu. Teman-teman, keluarga, mantan pacar *eh* yang pasti semua itu adalah orang-orang penting dalam perjalanan hidupku. Kenangan manis yang takkan pernah terlupa, kenangan buruk yang membuatku kini menjadi lebih baik, segalanya you know i’m missing them so much, really i have to realize it. Aku rindu!

Masa lalu yang hanya tinggal masa lalu. Yang dulu masih belum aku syukuri keberadaannya, yang mungkin masih aku sia-siakan, terlalu sibuk dengan hal lain yang kurang penting, dan sekarang aku merindukan masa-masa itu. Sedih, itulah gambaran ketika aku tersadar. Banyak kisah dan kesalahan yang telah aku perbuat di masa lalu, banyak hal yang telah aku sia-siakan, kasih sayang banyak orang, yang dulu aku terlalu angkuh dan egois untuk membalasnya dengan kasih sayang yang baik pula, dan setelah semuanya berlalu, aku merindunya.

Taukah aku begitu merindumu?

Kasih sayang orang baru belum begitu mengganti, dan lagi-lagi aku merasa sedih. Apakah hal yang sama harus terulang? Aku juga takut. Tidak menghargai kasih sayang yang ada, apalagi membalasnya, dan ketika tersadar semua itu sudah tiada.

Sekian sedikit celoteh dari saya, yang mungkin dirasa ga penting untuk diri anda, tapi penting untuk diri saya pribadi, dan suka-suka sayalah mau nulis apa aja :p hehehe masih selalu belajar untuk lebih bersyukur, ingatkanku kalau lagi lalai dan masih mengeluh. Keep smile :) 

0 comments:

Post a Comment