Selamat Tahun Baru 2016, walaupun sudah lewat bulan gak papa lah ya. Soalnya baru sempet dan mood nulis. Tahun baru, status baru, hehe, kali ini aku pengen men-share liburan singkatku di Bali (red: honeymoon).
Sepertinya jiwa memang backpacker (walaupun perginya bawa koper, lol), jadi aku gak terlalu suka jalan-jalan menggunakan tour guide, mungkin lebih sukanya karena sesuai budget. Minusnya, harus menyediakan waktu lebih banyak untuk mempelajari daerah dan berjaga-jaga kalau kesasar. Tapi jalanan di Bali cukup aman kok, beberapa tempat wisata banyak yang berdekat-dekatan, termasuk untuk yang baru pertama kali ke Bali.
Kenapa namanya liburan transit? Sebenarnya, tujuan awalku adalah ke Lombok, namun saat melihat tiket pesawat dari Jogja ke Lombok, sebagian harus transit dulu baik di Surabaya atau di Bali. Pikirku yaudahlah transit sekalian jalan-jalan aja seharian di Bali, namanya gak mau rugi. Jadilah aku mengambil penerbangan terusan Jogja ke Lombok via Bali. Aku mengambil penerbangan Jogja ke Bali pagi-pagi sekitar 06.30 WIB dan penerbangan Bali ke lombok 17.20 WITA, yang itu berarti aku memiliki cukup waktu sekitar 8 jam untuk menjelajah di Bali. Kalau transit cuma sebentar, tempat wisata yang paling dekat adalah Pantai Kuta, ke arah utara dari Bandar Udara Ngurah Rai yang berjarak 4,6 km dengan waktu tempuh sekitar 17 menit. Selain itu, jika waktu transit lumayan lama alternatif bisa ke arah selatan untuk mengunjungi tempat wisata Garuda Wisnu Kencana yang berjarak 12 km dengan waktu tempuh 28 menit dari Bandar Udara Ngurah Rai.
|
Tebing batu Pantai Pandawa
|
Selanjutnya, karena waktu transitku sangat lama (karena memang disengaja, hehe), aku menyewa mobil selama di Bali. Sewa mobil di Bali masih standar, aku mendapatkan mobil avanza dengan tarif Rp 200.000,00/hari, ada lagi yang lebih murah mobil karimun atau agya dengan tarif Rp 160.000,00/hari untuk maksimal 4 penumpang. Sekedar informasi untuk mengunjungi ketiga tempat wisata ini bermodal bensin yang cukup irit yaitu Rp 70.000,00 dan itu masih sisa.
Bandar Udara Ngurah Rai terletak di Bali Selatan, oleh karenanya aku mengunjungi beberapa tempat wisata yang berada di Bali Selatan yang belum pernah aku kunjungi. Tempat pertama yang aku kunjungi adalah Pantai Pandawa, pantai di ujung selatan Bali. Aku menggunakan bantuan GPS untuk sampai ke sana, jalannya kondusif untuk dilalui.
|
Rute dari Bandar Udara Ngurah Rai ke Pantai Pandawa
|
Bandar Udara Ngurah Rai ke Pantai Pandawa berjarak 18 km dengan waktu tempuh sekitar 39 menit menggunakan mobil. Bermodal arahan GPS, aku berhasil melihat keagungan Pantai Pandawa yang memiliki gapura selamat datang berupa tebing batu. Konon, menurut cerita Pantai Pandawa ada hasil membelah tebing batu tersebut menjadi jalan. Suasana dan pemandangan di pantai sangat indah, memang pantai-pantai di Bali terkenal indah. Hamparan pasir putih dan air biru menyatu terang di bawah teriknya sinar matahari siang. Cukup berkeringat dan panas, namun sangat fun! Selain banyak yang bermain air dan berjemur di kursi pinggir pantai, ada juga beberapa orang yang mencoba berselancar di pantai.
|
Bisa narsis di depan tulisan Pantai Pandawa |
|
Obsesi Terbang |
|
Patung Bima di Pantai Pandawa |
Tarif masuk ke Pantai Pandawa hanya Rp 8.000,00/orang dan parkir mobil Rp 5.000,00. Di kawasan pantai juga terdapat banyak penjual makanan dan oleh-oleh serta fasilitas toilet dan kamar mandi. Di Pantai Pandawa ini juga terdapat patung-patung dewa dengan ukuran yang besar. Uniknya, patung tersebut diletakkan di dinding tebing batu yang sudah dikeruk menjorok ke dalam untuk tempat patung. Patung tersebut terletak di sepanjang jalan turun mau ke pantai, menarik dan membuat suasana hystorical-nya muncul.
|
Rute dari Pantai Pandawa ke Uluwatu |
Tujuan selanjutnya setelah dari Pantai Pandawa adalah Uluwatu, di sana terdapat hutan monyet, tebing laut, dan pura Uluwatu. Uluwatu terdapat di desa Pecatu, berjarak 15 km dari pantai Pandawa dengan waktu tempuh sekitar 29 menit ke arah barat. Tarif masuk ke Uluwatu ini adalah Rp 15.000,00/orang untuk turis lokal dan Rp 20.000/orang untuk turis asing. Setelah membayar, nanti kita akan mendapatkan selendang untuk dipakai masuk ke kawasan wisata.
Kawasan Uluwatu ini sangat luas, cukup membuat kaki capek berjalan menyusuri jalan setapak di dalam hutan. Hutan monyet, di sana terdapat banyak monyet berkeliaran bebas, namun kita tidak boleh memberikan makanan agar tempat di sekitar tidak berserakan sisa sampah. Juga hati-hati terhadap barang bawaan yang mencolok seperti topi, kamera, dan barang-barang yang dipegang lain bisa-bisa dirampas oleh monyet-monyet di sana.
|
Monyet di Uluwatu |
Selai hutan monyet, di ujung Uluwatu juga ada tebing yang di bawahnya terdapat laut. Sangat indah dan menarik untuk mengabadikan kenangan berupa foto dengan kekasih.
|
Tebing Laut di Uluwatu |
|
Ikon patung di Uluwatu |
|
Pura Uwulatu |
Selanjutnya ke arah bawah dari hutan monyet, terdapat candi dengan pura khas Balinya. Posisi pura ini ada di atas candi, jadi harus menyiapkan tenaga lagi untuk naik ke atas candi yang cukup tinggi. Di sana terdapat beberapa pura untuk sembahyang yang tidak boleh dimasuki selain untuk sembahyang.
Kalau tidak mau capek naik sampai ke atas candi, di bagian agak bawah juga ada pura dengan halaman yang sangat luas. Kali ini, wisatawan bisa masuk ke halaman pura tersebut.
Dari Uluwatu sudah menjelang siang hari maka saya memperkirakan hanya bisa mengunjungi satu tempat wisata yang dekat-dekat dengan bandara. Saya memilih Pantai Kuta karena pantai yang sangat terkenal di Bali dan dekat sekali dengan Bandar Udara Ngurah Rai. Hanya berjarak sekitar 4,6 km atau 17 menit perjalanan ke arah utara dari Bandar Udara Ngurah Rai.
Namun, saat ini posisi sedang berada di Uluwatu, maka dari Uluwatu ke arah timur laut melewati Bandar Udara Ngurah Rai baru menuju Pantai Kuta. Dari Uluwatu ke Pantai Kuta berjarak 21 km dengan waktu tempuh sekitar 40 menit.
Pantai Kuta berada di daerah Legian, daerah yang sangat ramai di Bali. Tarif masuknya gratis, merupakan surga untuk turis-turis asing untuk berjemur dan bermain selancar. Walaupun aku bukan bule, aku juga menghabiskan waktu dengan berjemur (namun dengan kursi dan payung besar, haha) di tepi-tepi pantai yang berjejer banyak disewakan. Tarif untuk kursi pantai sepasang adalah Rp 50.000,00 per 1,5 jam.
Berbeda dengan pantai sebelumnya, Pantai Kuta berpasir hitam dan angin yang berhembus cukup panas. Ramai karena kawasan tersebut kawasan yang dekat dengan pusat belanja, hotel, dan cafe yang banyak dikunjungi oleh turis-turis asing.
|
Wefie kita :p |
Itulah cerita singkatku di Bali, selamat berlibur, semoga menginspirasi. :-)