Wednesday, February 15, 2017

Menyusui dengan Keras Kepala dan Semangat Baja

BY retnobanarti.blogspot.com IN , , No comments

MENYUSUI ADALAH POHON KEHIDUPAN (BREASTFEEDING IS A TREE OF A LIFE)

Pohon yang akarnya ada di payudara Ibu dan batang serta rantingnya yang ada ditubuh bayi ini menggambarkan ikatan kuat yang terjalin selama Ibu menyusui bayinya secara langsung. Menyusui bukan hanya memberikan nutrisi dalam bentuk cairan emas yang disebut ASI, tetapi juga kenyamanan dan kasih sayang yang semuanya digambarkan dalam pohon kehidupan itu.

Ketika membahas menyusui on demand atau menyusui sekehendak bayi kita bukan hanya membahas jumlah ASI yang diproduksi sesuai dengan jumlah ASI yang dibutuhkan bayi. Menyusui bukan hanya sekedar “mengosongkan’ payudara sesering mungkin agar produksi ASI ibu dapat memenuhi kebutuhan bayinya. Fungsi “mengosongkan” payudara bisa saja digantikan oleh pompa ASI atau perahan tangan, tetapi ada proses luar biasa dari menyusui langsung yang lebih dari hanya sekedar menentukan kuantitas ASI.

Keajaiban lain dari menyusui langsung yang belum banyak diketahui orang adalah menyusui langsung merupakan petunjuk krusial terhadap komposisi ASI.

Masih ingat konsep ASI sebagai sebuah cairan hidup yang terus berganti tiap menit, tiap jam, tiap hari, tiap bulan, dan seterusnya?? ASI disebut sebagai cairan hidup karena kaya akan hormon, anti body, stem cells, dan sebagainya. Hormon dalam ASI merefleksikan hormon yang ada dalam tubuh Ibu. Komposisi ASI siang dan malam hari juga berbeda karena kebutuhan bayi saat terjaga dan tidur juga berbeda.

Bayangkan kembali gambar “tree of life” ketika bayi menghisap payudara Ibu, diameter puting akan bertambah dan akan membentuk vacuum (ruang hampa) yang membawa cairan (gabungan ASI dan saliva/air liur) dari mulut bayi ke saluran/ductus ke payudara. Ini yang disebut “baby spit backwash” atau secara ilmiah disebut “retrogade milk flow”. Nahh cairan dari mulut bayi inilah yang menjadi petunjuk terbentuknya komposisi ASI yang diperlukan bayi. Ketika bayi sakit (misal flu) cairan yang ada dimulutnya ini bukan hanya terdiri dari ASI dan liur tapi juga muncus (lendir) kombinasi ini yang memberikan petunjuk pada payudara untuk menghasilkan anti bodi yang bisa membantu bayi lekas sembuh dari sakit. Campuran ASI dan liur bayi juga memunculkan reaksi kimia yang bisa mendorong terbentuknya bakteri baik yang berguna bagi tubuh bayi. Dan ini hanya terjadi akibat ludah dan hisapan bayi. Hebat yahh sinergi antara tubuh Ibu dan tubuh bayi hehe

Menyusui langsung bukan hanya sebuah proses memberi “makan” bayi, tapi juga proses biologis yang dinamis yang terjadi didalam tubuh ibu dan bayi. Menyusui langsung adalah sebuah proses interaksi, proses komunikASI antara tubuh Ibu dan bayi. Menyusui lebih dari sekedar memberikan ASI. 

-Lianita Prawindarti Minli dari “Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia”-

Saat aku dinyatakan hamil senengnya bukan kepalang. Sebentar lagi insyaAlloh aku segera menjadi ibu, mempunyai anak-anak yang lucu, dan hari-hariku pasti akan lebih menyenangkan, pikirku saat itu. Dan memang benar, kehadiran buah hati sangat membuatku lebih dari sekedar bahagia seperti yang aku bayangkan dulu, namun ada beberapa step yang membuatku sempat menjadi down (setiap ibu pasti pernah merasakan hal ini).

Tidak pernah terbayang menjadi seorang ibu repotnya minta ampun begini, itulah mengapa sangat wajar ibu dijadikan tatanan tertinggi untuk orang yang harus kita sayangi. Di step ini, aku harus mengakui I'M NOT A JUST BAD MOM, BUT VERY BAD MOM *crying*

Baby A lahir dengan berat badan yang mini, batas bayi lahir dinyatakan sehat yaitu 2500gram dan sempat mendapat perawat intensif akibat infeksi 2 hari setelah kelahirannya. Untuk itu merawat baby A sangat menguras tenaga dan pikiran untukku apalagi yang baru pertama menjadi seorang ibu. Aku yang terlahir pemalas, ah sudahlah, harus bangun tiap malam 2 jam sekali untuk memberikan baby A makan agar tidak kelaparan dan berat badannya naik setiap saat. Sempat ngomong sama diri sendiri kok kasian banget ya baby A punya ibu kayak aku yang pemalas banget T.T Aku yang dulunya menghabiskan hari libur untuk selalu tidur dan bermalas-malasan, sekarang aku harus menjaga baby A dengan penuh kasih sayang. Ga bakal bisa tidur kalau baby A ga tidur. Baby A pasti tidur siang sih, tapi kadang hanya beberapa menit yang sudah kuhabiskan untuk sekedar mandi, ngemil, dan makan. Sempet sih tidur bentar, tapi harus terbangun saat baby A bangun juga, alhasil malah pusing karena tidur cuma seiprit banget T.T

Alhamdulillah banyak banget orang yang bukan hanya memberiku dukungan, namun banyak membantu, hehe. Suami, mamah, ibu mertua, dan mbak rewang. Mereka sangat-sangat membantu, walaupun aku tetap selalu ada di samping baby A, namun saat baby A nangis misalnya udah ada yang jatah menggendong, menina bobokkan, dll, hehehe *cheating*

Cukuplah aku yang pemalas ini dibeberkan, namun aku bertekad untuk memberikan yang terbaik untuk baby A. Yes, baby A setidaknya harus mendapatkan haknya selama 2 tahun ke depan, yaitu ASI. Banyak membaca artikel tentang dahsyatnya keutamaan asi dan berbagai manfaatnya menjadikanku semakin maju untuk memberikan haknya kepada baby A apapun yang terjadi. Selama cuti melahirkan sih ga masalah buatku untuk menyusui langsung baby A, walaupun aku bukanlah ibu dengan asi yang sangat berlimpah, tapi insyaAlloh cukup untuk memenuhi kebutuhan baby A kala itu. Namun, saat cuti mau habis dan aku harus kembali kerja merupakan problematika yang berat. Dan hari-hariku saat itu sempat acak adul berantakan karena aku belum bisa beradaptasi dengan keadaan yang ada dan berbagai pikiran malas kembali ke rutinitas kerja di tempat rantau. Mungkin untuk sebagian orang hal kayak gini sepele dan biasa, namun bagiku yang ga biasa kerja dari kecil, sungguh apresiasi dari dan ke diriku sendiri :))

Aku harus pumping asi untuk diberikan ke baby A saat aku bekerja di kantor. Malam-malam harus bangun menyusui baby A dan setelahnya pumping untuk stok. Namun hal itu hanya berlangsung beberapa saat setelahnya aku malas :)) yah, memang aku pemalas yang lebih memikirkan egoku untuk tidur karena rasa kantuk yang tidak bisa ditahan. Setidaknya sekarang aku pumping 3 kali sehari, pagi-pagi saat bangun tidur, pukul 10.00 dan 15.00 di kantor. Awalnya pumping 3 kali tersebut masih memenuhi kebutuhan baby A sebulan setelah aku masuk kerja, artinya usia baby A menuju 4 bulan. Namun makin kesini, udah jadwal pumping ga beraturan, alhasil produksi asi menurun drastis, dan kebutuhan minum baby A makin banyak dari awalnya, iyalah alhamdulillah makin gede. Aku yang memang orang yang pemalas, buat makan pun malas. Kadang tiap harinya aku hanya makan 2 kali sehari, kurang dari porsi orang normal yang harusnya 3 kali sehari, dan sangat kurang untuk ukuran ibu menyusui yang diharuskan banyak makan 4 kali sehari karena memberi makan untuk 2 orang sekaligus, ibu dan bayinya.

Setiap hari, aku harus mengambil stok asi lama dikulkas untuk memenuhi kebutuhan minum baby A, yang artinya setiap hari aku defisit asi. Padahal untuk ukuran bayi 4 bulan, baby A masih tergolong belum terlalu banyak minumnya. Ya Alloh, gimana kalau setiap hari begini, baru berapa minggu juga bakal habis stok asi di kulkas kalo gini caranya *nangis kejer*

Menyusi memang perlu semangat baja dan tekad yang kuat pantang loyo. Kenapa? Ibu stres dikit produksi asi tersendat, ibu ada pikiran dikit, asi terhambat. #mengASIhi bukan sekedar memberi makan kepada anak, namun memikirkan juga nutrisi yang sampai pada anak dengan memastikan ibu harus makan banyak dan bergizi. Aku hanya berharap setidaknya Alloh masih baik kepadaku untuk 2 bulan kedepan. Minimal sebelum baby A mendapat makan mpasi, selama 6 bulan baby A harus mendapat asi ekslusif lulus S1 asi (walaupun dulu saat lahir sempat dikasih sufor karena udah dehidrasi di inkubator) dan semoga bisa sampai 2 tahun ke depan lulus S3 asi, AAMIIN. Antara bingung, pusing, dan ya sudahlah aku pasrah. Semoga diberi yang terbaik oleh-Nya, AAMIIN. Tekad untuk memberikan hak ke baby A masih bulat dan dengan keras kepala ku jalani, semoga ada jalan asiku bisa cukup untuk baby A. Karena sugesti positif dan keyakinan sangat membantu, dan ingat ibu menyusui ga boleh stres dan banyak pikiran! InsyaAlloh kedepan rajin pumping agar produksi asi lebih lancar, janjiku dalam hati, kamu pantas mendapatkan yang terbaik nak. -Baby Arkana 3months 26days-



(ps: tulisan ini sebenernya belum selesai, namun aku publish dulu deh ya, soalnya ga tau kapan bisa nerusin ngeditnya, hihi)

Thursday, February 2, 2017

Thank God For This Super Cute Baby

BY retnobanarti.blogspot.com IN , , 2 comments

Halloo,

Selamat datang tahun 2017!

Udah lama banget ya ga ngepost apa-apa, sepi amat ini blog. Apalagi sekarang udah punya baby, hmm, nambah berkurang lagi jatahku untuk bersibuk ria sendiri, its oke baby Arkan.

Baby Arkana habis mandi pagi, lucu kan, mirip siapa hayo?
Cuma mau sedekar berbagi kebahagiaan dan cerita tentang pengalaman pertamaku having a baby. Alhamdulillah untuk statusku yang sekarang sudah meningkat menjadi a mommy (thank baby arkan you made it), yang sebelumnya dari status a wife (thank my hubby), dari yang sebelumnya a girlfriend, dan dari yang sebelumnya emm disebut gak ya, haha, jomblo! Zzzzzzz


Sebelumnya, aku bekerja di Pulau lain yaitu Bangka Belitung, padahal aku berasal dari Magelang yang pengen memanfaatkan waktu cuti yang ada untuk melahirkan anakku di tanah kelahiranku. Sempet dag dig dug juga ya naik pesawat dalam keadaan hamil gede, alhamdulillah overall semua berjalan dengan lancar tibalah aku tanggal 14 Oktober 2016 di tanah kelahiranku. Kalau belum yakin, plis jangan males-males buat cari info tentang penerbangan kondisi ibu hamil ya, termasuk syarat-syarat yang diberikan oleh maskapai karena beda maskapai beda pemberlakuan syarat penerbangan seperti batas usia kehamilan. Jangan lupa juga meminta surat keterangan sehat atau layak terbang dari dokter obsgyn (ini wajib! tanggal check up minimal 7 hari dari keberangkatan).

Seminggu di rumah ku jalani masih dengan wajar dan normal karena memang selama kehamilan aku rutin check up ke dokter obsgyn untuk memastikan keadaan kandunganku baik-baik saja, dan alhamdulillah tidak ada masalah serius yang harus ditangani. Ya kalau cuma mual-mual muntah, gatel-gatel, lemes, bawaan males (haha) its a normal dialami ibu hamil di seluruh penjuru dunia manapun. Gak perlu obat-obatan segala macem, cukup dijalanin dengan enjoy dan gembira ria karena beneran nanti ketika sudah melahirkan you would miss your pregnancy very bad!

21 Oktober 2016 yang artinya tepat seminggu keberadaanku dirumah adalah saat-saat yang sangat mendebarkan dan mencemaskan untukku, yang baru pertama kali ku alami suasana yang sangat mencekam (sorry, ini memang gak lebay) detik-detik saat baby Arkan mau dilahirkan (kok kamu gak sabaran sih dek, sebenernya kan 5 hari lagi ultah ibuk, biar samaan gitu tanggalnya ngirit ngrayainnya, loh -___-).

Baby Arkan terpaksa dilahirkan saat usia kandunganku baru 37weeks, yang sebenernya hal tersebut tidak menjadi masalah karena memang itu waktu minimal bayi siap untuk dilahirkan.

Pukul 15.30 aku mengalami pecah ketuban, dan bodohnya karena kurang pengetahuan aku gak begitu tau kalau air yang keluar itu adalah air ketuban. Namun setelah hal tersebut terjadi aku sempet duduk-duduk dan selama 1 jam mencari informasi tentang air ketuban karena aku merasa ada hal yang agak ganjal dari keluarnya air tersebut. Belum begitu yakin sih air yang keluar itu adalah air ketuban, namun setelah 1 jam beristirahat dan aku ingin berjalan air itu keluar lagi, yaudahlah fix aku meyakini itu adalah air ketuban.

Langsung panik, manggil mamah, telpon suami yang kebetulan saat itu dia lagi di rumah Jogja, nyuruh segera pulang ke Magelang. Setelah itu langsunglah ke klinik kesehatan terdekat dan periksa, cukup mengkhawatirkan karena detak jantung baby Arkan sempet tinggi 180/m, yang normalnya hanya 140-160/m. Perawat juga ga berani ngecek sudah bukaan atau belum karena riwayat kehamilanku plasenta previa (plasenta berada di bawah), walaupun saat itu memang tidak ada kontraksi sama sekali. Setiap menit diadakan observasi untuk kandunganku, saat observasi berikutnya detak jantung baby Arkan yang tadinya sangat tinggi mendadak melambat banget banget sumpah aku yang mendengarnya udah merinding. Udah paniklah si perawat-perawat itu, lalu aku cepat-cepat dirujuk ke rumah sakit bersalin. Waktu itu dapat di Rumah Sakit Islam Magelang karena katanya dokter yang siap ambil tindakan ada di sana. Sampai dirumah sakit masih observasi periksa-periksa dan wawancara. Dan dokter jaga memberikan pilihan, apakah mau observasi dulu 1x24 jam tentang air ketuban dengan risiko jika ketuban masih keluar terus baby Arkan tetap harus dilahirkan dengan operasi sectio (cesar), atau memilih melahirkan sekarang juga dengan jalan yang sama. Waktu itu sudah semakin malam sudah menunjukkan hampir pukul 21.00, dan dokter mengatakan kalau misalkan mau cesar sekarang masih bisa disiapkan tim medisnya, dan aku mengiyakan dengan hanya berpikir sejenak. Takut banget sebenernya mengambil keputusan besar dengan waktu hitungan menit saja, namun percayalah semua sudah digariskan dan kami hanya bisa berdoa untuk yang terbaik.

Dulu pernah under estimate dengan ibu yang melahirkan melalui sectiofinally aku ngerasainnya sendiri. Sumpah, gak seenak keliatannya. Memang sih gak sakit saat proses melahirkan, tapi hmmm, baca dulu deh pengalamanku ini.
  1.  Pertama, kelahiran dengan proses sectio kebanyakan adalah ibu dengan kandungannya yang agak bermasalah, seperti aku ini dengan riwayat KPD (Ketuban Pecah Dini).
  2.  Kedua, aku tidak menggunakan pembiusan total, artinya yang mengalami pembiusan adalah perut kebawah, dan ini bener2 sakit saat disuntik obat bius di tulang belakang kita.
  3.  Ketiga, proses sectio memang sangatlah singkat sekitar 30-45 menit dengan pembagian waktu penyobekan dan pengambilan bayi berlangsung saat singkat (aku aja gak percaya kayaknya baru 5 menit udah denger tangisan baby Arkan). Yang agak lama adalah proses penjaitan rahim dan perut yang berlapis-lapis itu. Saat penjaitan itulah aku sudah gak kuat deg-degan kok gak selesai-selesai, padahal udah kayak pegel-pegel. Sempet aku gerak-gerak karena udah gak tahan nahan pegel dan deg-degan sampai dokternya bilang kenapa sebentar lagi kok sabar ya, hehehe.
  4. Keempat, yakinlah setelah operasi selesai, obat bius baru bisa hilang 2-3 jam, dan selama itu aku sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki, dan itu gak enak banget.
  5.  Kelima, setelah obat bius hilang, perasaan lega, tapi diganti dengan sakit bekas luka sayatan operasi, hiks hiks. Kalau melahirkan normal sakitnya saat proses melahirkan, nah kalau sectio sakitnya setelah melahirkan, sekitar 2 minggu aku baru bisa merasa sedikit normal.


Baby Arkan usia beberapa jam setelah dilahirkan
Tapi semua itu terbayar saat melihat baby Arkan didorong menggunakan box masuk ke ruang bangsal rawat gabung dengan ibu. Alhamdulillah pukul 22.55 baby Arkan dapat dilahirkan dengan selamat melalui proses sectio, BB 2500gram (mungil ya), panjang 47cm, dan riwayat KPD selama 7jam.

Oya nama panjangnya Muhammad Arsyad Arkana, panggilan Arkan or Arkana. Nama itu didapat setelah beberapa hari debat ketika baby Arkan sudah lahir. Si ayah nih gak siap-siap nama dari dulu bawaannya galauan kalau ditanya nama, huhuu. Alhasil nama itu di dapat dari kombinasi 3 orang: Muhammad (dari mamahku), Arsyad (dari bapak mertua), Arkana (dari suami), dan apalah aku ini seorang ibu yang bertugas melahirkan si baby tidak mendapat jatah memberi nama, hehehe. Walau begitu sudah cukup happy banget melihat baby Arkan tidur pulas kala itu. Now, im a super happy mommy :*


Inilah pengalamanku melahirkan seorang bayi lucu anugerah terindah dari Alloh, terimakasih untuk segala nikmat karunia-Mu. Untuk cerita selanjutnya serba serbi merawat bayi dan pola tingkah bayi yang sama sekali belum aku ketahui sebelumnya, ya emang bener sih anak pertama itu serba coba-coba, yah inilah yang aku rasain.

Punya pengalaman dan pertanyaan,  berbagi yuk dikomentar!