Hai.. Kali ini aku pengen share hal kecil yang lumayan penting menurutku untuk dijadikan pengalaman. Mungkin hal ini udah bukan menjadi rahasia umum lagi, bahkan dari kalian mungkin pernah mengalaminya.
Yaitu tentang sebuah pertanyaan "keamanan" saat kita menaruh koper/barang bawaan lain di bagasi pesawat. Sempat beredar rumor, kalau kita mau membawa barang-barang berharga seperti laptop dll hendaknya dibawa dalam tas yang kita tenteng ikut masuk ke pesawat, atau setidaknya di kabin pesawat. Karena dulu sempet juga mendapat berita kalau laptop temen ada yang hilang di koper yang ditaruh di bagasi pesawat, duh duh. Dan hal itulah yang saya jadikan pengalaman, jadi saya hanya menaruh misalnya oleh-oleh dalam kardus, atau koper yang hanya berisi baju-baju dan peralatan lain yang tidak mengesampingkan pentingnya, namun tidak terlalu berharga untuk dicuri, hehe.
Pernah dulu waktu terbang bulan Desember 2014, saya mendapat pengalaman yang kurang mengenakan. Saat itu yang saya taruh di bagasi adalah kardus yang berisi oleh-oleh khas Bangka berupa kerupuk-kerupuk. Padahal hanya terbang satu jam dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang (PGK) sampai Bandara Soekarno-Hatta Jakarta (CGK), namun saat saya ambil di tempat pengambilan bagasi, saya mendapati kardus oleh-oleh saya sudah 20% hancur di ujungnya. Tidak mungkin kalau hanya rusak karena dibanting-banting, karena rusaknya berupa bekas bolongan-bolongan. Pada saat keluar dari tempat pengambilan bagasi, saya di cek oleh petugas bagasi tentang kebenaran barang bawaan saya dari bagasi. Nah, saat itu saya sempat komplain mengenai kerusakan kardus bawaan saya. Petugas mencoba menjawab dan menjelaskan, namun saat itu saya sedang terburu-buru dan saya pikir hal tersebut tidak terlalu material karena tidak ada barang yang hilang. Saya tidak memperpanjang permasalahan tersebut, berharap komplain dari pelanggan menjadi sebuah masukan untuk lebih tertibnya pelayanan di maskapai/bandara.
Namun, ternyata hal tersebut tidak menjadi pelajaran. Lebih parah, maaf, saya tidak tahu dan menuduh petugas mana yang iseng mengganti password koper saya. Waktu itu akhir bulan Maret 2015 kemaren saat saya mau pulang ke rumah, penerbangan dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang (PGK) ke Bandara Adi Sucipto Yogyakarta (JOG) dengan terlebih dahulu transit di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta (CGK). Penerbangan total dari rute tersebut adalah 5 jam, dengan pembagian rute PGK-CGK 1 jam, transit di bandara CGK sekitar 2 jam, dan rute CGK-JOG 1 jam. Namun, saat transit di bandara CGK koper tidak diberikan lagi pada kita, walaupun kita turun dan ganti pesawat. Koper akan otomatis dipindahkan dari pesawat lama ke pesawat yang baru oleh petugas. Lama sekali ga bersama koper kesayanganku ya (haha), apalagi saat itu pesawatku yang akan ke Jogja mengalami keterlambatan selama kurang lebih 1 jam.
Saat tiba di Bandara JOG, saya masih belum menyadari akan semua itu. Saat mengambil koper, koperku masih utuh, tidak rusak, tidak bolong, dan tidak lecet (koper ketok). Hanya hal tersebut yang kuingat karena waktu landing sudah menunjukkan pukul 21.30 WIB, maka saya pun cepat-cepat menghampiri keluargaku yang sudah menunggu sedari tadi di Bandara. Kami pun cepat melaju pulang ke rumah.
Nah, inilah keesokan harinya waktu saya ingin mengambil barang-barangku di koper, kenapa ga bisa membuka koperku sendiri? Saya memang orang yang sering lupa akan password yang saya buat sendiri, oleh karenanya saya sering mencoba dulu password koperku sebelum berangkat bisa digunakan tidak untuk membuka koper. Setelah saya memastikan kombinasi angka yang saya ingat benar, yaitu 888 adalah password koper mungilku, barulah saya menguncinya. Tetapi pagi itu saya membuka dengan kombinasi angka 888 kenapa koperku tidak bisa terbuka, why?
Password koper seperti punyaku memang saya rasa gampang untuk membuka dan mengubahnya, walau kita tidak tau berapa password yang benar. Selain karena hanya terdiri dari 3 kombinasi angka, cara mengubah password-nya hanya tinggal menarik tombol pembuka ke atas dan kita ubah kombinasi angkanya sesuai keinginan kita.
Kombinasi password semula adalah 888, namun tidak bisa untuk membuka koper, Koper bisa dibuka dengan kombinasi angka 596. |
Aku meyakini bahwa ada yang mengganti password koper tersebut, karena saya sudah ingat dengan benar dan mencoba password koperku sebelum saya berangkat, yaitu 888.
Dari sini memberikan pembelajaran, bahwa koper yang sudah ada passwordnya aja nekat mau dibobol, apalagi yang ga dikasih password? Isengnya, setelah mereka berhasil membobol koper, mereka juga mengubah password koper agar si pemilik kesusahan untuk membukanya, hah, biar apa coba? Hal ini membuat saya semakin malas menaruh koper di bagasi, walau dari dulu memang pada dasarnya saya sudah malas menaruh koper di bagasi kalau tidak membawa koper yang besar atau berat karena membawa barang bawaan banyak. Saya lebih suka menaruh koper di kabin, karena koper seukuran koperku 20" atau 18" adalah koper yang dirancang muat di kabin pesawat.
Namun, kalau barang bawaan kita lumayan berat dan penuh, atau seringkali kabin pesawat sudah penuh dengan barang bawaan orang lain, kita bisa mensiasati menaruh koper di bagasi dengan menambahkan gembok manual, yaitu gembok yang ada kuncinya sendiri (seperti gembok pintu). Hal itu menurutku lebih aman, ya walaupun maling masih sering lebih pinter. Cara ampuh kedua jika kita menaruh barang berharga di koper adalah dengan mem-packing koper atau wrap di tempat wrap di bandara. Memang dengan cara ini kita harus menyediakan budget yang lebih yaitu sekitar 25-30 ribu rupiah sekali wrap. Karena modus pencurian lain yang masih anget-angetnya, si pencuri mencoba membuka koper tidak melalui kunci (gembok) melainkan langsung membuka resleting koper menggunakan pensil/pulpen. Sehingga saat nanti si pencuri selesai menggeledah koper, dia bisa mengembalikan resleting koper seperti semula seolah koper tersebut tidak pernah dibuka, serem kan! Nah, kalau koper kita sudah di-wrap, insyaAlloh akan aman. Si pencuri biasanya malas membuka koper dengan wrap karena selain susah, butuh waktu yang lama untuk merapikannya kembali.
Sekian, semoga share pengalamanku ini bermanfaat untuk semua pembaca yang budiman. :-)
0 comments:
Post a Comment