Haloo September :)
Banyak sekali berbagai macam ide tulisan di pikiranku, berbagai ide yang telah aku rasakan dan ketahui sendiri. Atau hanya berbagai cerita yang ingin aku simpan dengan rapinya dalam blog ini.
Saat lebaran pada bulan Agustus kemaren, aku selalu memanfaatkannya untuk bertemu dengan saudara-saudara atau teman-teman jauh. Nah, tak lupa nih setiap lebaran emang kami sempatkan untuk berkumpul bareng, siapa lagi kalau bukan bareng trio kwek-kwek yang legendaris, hehe.
Sore-sore mereka berkunjung ke rumahku, sekedar bersilaturahmi denganku dan keluarga. Sampai pada tiba saatnya makan malam, mereka aku ajak makan di bebek goreng stupa candi Borobudur yang lumayan familiar di daerahku. Nah, story began here. Setelah makan malam usai, bingung ni masih jam segini masak udah pulang. Oleh karenanya kita berpikir untuk menentukan next destination melepas malam. Kali ini kita ditemani oleh salah satu sahabat kita juga, Galantrias. Kita membutuhkan tempat yang nyaman untuk bercerita, tempat yang cozy untuk momen kebersamaan yang ga setiap saat bisa kita rasakan ini. Oke, finally kita milih tempat nongkrong yang anti mainstream di hotel Plataran Borobudur.
Seiiring berkembangnya pariwisata di Borobudur, siapa sih yang gak tau Candi Borobudur? Banyak wisatawan domestik dan manca negara yang berbondong-bondong datang untuk mengunjungi tempat bersejarah yang megah ini. Tidak tanggung-tanggung, para pembisnis sangat lincah memainkan perannya. Tidak hanya pembisnis dari domestik, bahkan tidak sedikit mereka berasal dari turis asing yang ingin berinvestasi di daerah Borobudur. Salah satu investasi yang berasal dari pemikiran yang dahsyat adalah hotel Plataran ini.
Rupa-rupanya mereka sudah mengetahui dengan seksama celah bisnis yang mereka rambah. Selain kemegahan, yang dicari para turis terutama dari manca negara adalah keasrian lingkungan. Rumput-rumputan yang hijau luas di halaman, pepohonan yang rindang menghiasi taman, hamparan luas sawah dan bukit jadi pemandangan keseharian yang membuat mata sangat fresh! Itulah yang menjadi konsep dari hotel ini. Hotel Plataran adalah sebuah hotel yang mengusung konsep alam di sebuah bukit. Hotel ini ada di sebuah bukit yang berada di desa Maitan, Borobudur, Magelang. Keseeluruhan dari bukit ini dimiliki oleh hotel Plataran, wow asik banget kan. Jadi bangunan hotelnya gak jadi satu, melainkan terpisah-pisah mengelilingi bukit, yah mirip cottage kalau menurutku. Bangunan hotelnya pun tidak dibuat megah modern, namun elegan perpaduan antara interior semi modern dengan tradisional berbahan kayu dan ukir-ukirannya mengabadikan kesan jawa tradisional. Untuk menginap di hotelnya aku belum pernah nyoba ya, soalnya buat apa juga rumahku deket situ, hehe, selain price/night yang dibandrol di hotel ini kurang terjangkau untuk masyarakat lokal. Mungkin, bidikan pemilik hotel ini adalah turis manca negara yang sedang berkunjung ke Borobudur. Tapi sebandinglah untuk kesan dan fasilitas yang disediakan, harga perkamar/malam di hotel Plataran paling murah adalah Rp 3.500.000,00 atau sekitar $350 (harga tersebut per tulisan ini dibuat ya).
Selain itu, di Borobudur terkenal dengan wisata sunrise-nya. Udah tau dong ya banyak sekali wisata sunrise yang ditawarkan di Borobudur seperti Punthuk Setumbu, Posmati, dll (yang mungkin akan aku bagikan dalam cerita selanjutnya). Oleh karenanya, di hotel Plataran ini juga tersedia paket breakfast sambil melihat sunrise. Tempatnya ada di halaman depan restoran hotel yang terletak di bukit paling atas menghadap ke timur. Di sana ada teropong yang disediakan untuk melihat sunrise. Untuk paket breakfast+sunrise dibandrol dengan price/person Rp 250.000,00 atau sekitar $25.
Nah, untuk selanjutnya aku mau menceritakan tentang restoran hotel Plataran yang selain menyajikan maincourse menu, juga menyediakan berbagai menu ringan untuk teman bersantai. Jangan kaget ya, pertama masuk ke resto Plataran ini yang kulihat hanyalah bule-bule atau turis asing yang sedang menikmati hidangan, waktu itu sama sekali ga ada orang pribumi yang berkunjung. Tapi dengan ramah waiters menyapa dan melayani kami yang jelas-jelas wajah orang pribumi ini. Design resto Plataran ini sangat elegan perpaduan interior modern kebarat-baratan dengan cat putih, pintu kayu yang dibuat bertahap, aksen mewah dengan berbagai lampu-lampu besar menghiasi atap, dan perpaduan tradisional kursi dan meja dari kayu ukir. Tempat di luar udah hampir penuh karena memang menurutku lebih cozy menikmati suasana malam di luar, sementara yang tersisa hanya tempat di dalam yang sepi tidak ada yang menempati. Tapi untuk mendapatkan view yang sempurna untuk nongkrong, kami memilih tempat di luar yang akan di tata dulu oleh waiters untuk kami berempat. Dan tara, sekitar 5 menit menunggu, tempat pun sudah siap. Tempat yang kami pilih cukup stategis walaupun tidak di depan resto, melainkan di bagian samping resto. Yang kebetulan di samping resto ini adalah kolam renang yang membuat kita semakin hanyut dalam suasana penuh romantis malam itu. Setelah kita duduk, waiters akan memasangkan perlengkapan selayaknya table manner (kain) pada kita. Untuk maincourse menu dalam resto ini memang memakai table manner, tapi karena kita cuma ngemil-ngemil cantik maka segala perlengkapan tetek bengek table manner itu tidak diperlukan.
Suasana samping resto |
Mulailah kita memilih-milih menu untuk menemani kita bersantai. Menu cemilan disini cukup standar untuk jenis coffee-shop atau tempat nonkrong. Dan lagi harga yang diberikan tidak terlalu mahal, ya cukup mahal aja gitu mungkin untuk seukuran harga makanan dan minuman di Magelang, namun tidak semahal maincourse menu. Begitu juga untuk minumnya, kecuali kamu pesen yang berbau alkohol. Sempet terjadi percakapan absurd antaraku dan waiters. Ceritanya disana ada banyak buku menu yang diantaranya satu buku maincourse menu, satu buku menu cemilan, dua buku menu minuman. Aku melihat berbagai menu minuman yang ada, yang sekiranya nama dari minuman itu agak asing bagiku, dan menurutku cukup mahal dari segi harga. Aku membolak-balik terus menu tersebut yang hasilnya absurd dan nihil, akupun tak tau mau memesan apa. Lalu aku tertuju pada berbagai tulisan di bawah nama menu minuman tersebut, yang tidak lain adalah ingredients dari minuman itu. Dan taukah hasil dari penelusuranku kala itu (sedikit lebay, haha) aku membaca berbagai komposisi bahan yang tidak asing seperti tequila, vodka dsb. Semua minuman dalam menu berkomposisi alkohol? Iyalah, karena sebagian besar pengunjung hotel ini kan turis-turis asing. Lalu dengan polosnya aku nanya ke waiters, "Mas, untuk minum yang halal disini apa aja ya?" Dengan agak tersenyum karena mungkin masnya udah ngerti aku berhijab, dia menjawab, "Untuk minum yang halal ada di menu yang satunya mbak." Hahaha, ternyata dari tadi aku salah buku menu, tuh kan oon nya ketauan, oke2 mari kita tinggalkan ke-absurd-an ini.
Setelah beberapa saat memilih, ini menu cemilan yang menemaniku menikmati indahnya panorama malam di Plataran:
Patio Tacos 95.000 |
French Fries 65.000 |
Tiramizu Latte 55.000 |
Harganya memang standar cafe, yah lumayan lah untuk kadang-kadang ganti suasana nongkrong. Oya, makan disini dikenai tax 10% dan service charge Rp 35.509,00. Dan untuk last order di resto Plataran adalah pukul 23.00 WIB.
Oke cukup sekian cerita asik nongkrong malamku di hotel Plataran. Ini juga keasikan foto kita disana. Foto di ambil pada malam hari, jadi tidak sempat mengabadikan keasrian dan kemegahan hotel Plataran dan sekitar.
Liat foto2nya eh kok kayak kenal ya, eh aq baca nama penulisnya, ternyata bener kenal pake banget :P
ReplyDeleteahahahahaa, ivaaa. Apa kabar? lama banget gak ketemu ya.
Delete